Ulama besar Suriah Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi meninggal
dunia dalam sebuah serangan di Masjid Al Iman. Ketika serangan bom bunuh
diri terjadi pada Kamis kemarin waktu setempat (Kamis, 21/3) Said
Ramadhan al Buthi sedang memberikan ceramah di Masjid yang berada di
Damaskus, ibukota Suriah itu.
Selain menewaskan Said Ramadhan al Buthi, bom bunuh diri ini juga menewaskan 20 orang lain. Sementara itu, sebagaimana dilansir AFP, bom bunuh diri ini juga membuat 40 orang terluka.
Said
Ramadhan Al Buthi, ulama Sunni yang menjadi pembela Presiden Bashar
Assad ini, memiliki pengaruh di kalangan aktivis, cendekiawan muslim
serta kelompok santri di Indonesia. Salah satu bukunya yang fenomenal, Fiqh al Sirrah,
menjadi rujukan para pengkaji Islam di berbagai belahan dunia, termasuk
di Indonesia. Dalam buku ini, Al Buthi, tidak sekedar bicara soal
fikih, atau tidak hanya membahas soal sejarah. Buku ini mengurai hukum
dan hikmah dari setiap perjalanan hidu Nabi Muhammad SAW.
Selama
Suriah bergejolak dalam dua tahun terakhir ini, Said Ramadhan al Buthi
gigih membela legitimasi pemerintahan Assad bersama dengan Mufti Suriah
Syaikh Ahmad Hassun. Sikap Ramadhan al Buthi ini ditentang sejumlah
ulama lain, yang menggelorakan pemberontakan kepada pemerintahan yang
dianggap pro-Syiah ini.
Di luar sikap politiknya, sosok Al Buthi
tetap mendapat tempat di kalangan aktivis Islam di Indonesia. Kehadiran
Al Buthi diterima kalangan muslim, yang dikategorikan liberal, karena
dinilai menjadi teladan dalam hal toleransi terhadap pandangan keagamaan
yang lain. Bukunya, yang berasal dari disertasinya di Universitas Al
Azhar Mesir, Dlawabit al Mashlahah fi al Syari’at al Islamiyyah, menjadi rujukan dalam kaidah hukum Islam belakangan ini.
Begitu
juga Al Buthi tetap diterima kelompok muslim Indonesia yang
diketegorikan oleh sementara pengamat sebagai kelompok tekstual, karena
pandangannya soal hukum Islam. Dalam bukunya berjudul Al Uqubat al Islamiyyah wa Uqdat at Tanaqudz Bainaha wa Baina Maa Yusamma bi Thabi’at al ‘Asyri, Al Buthi menilai hukum potong tangan dan qishash masih sangat relevan sampai kapan pun.
Ikhlas
dalam berdakwah, dan juga dasar argumentasi yang mapan dalam setiap
ucapan dan puluhan karya ilmiahnya, dinilai sebagai penyebab mengapa
ulama sufi kelahiran Turki pada tahun 1929 ini menjadi rujukan dan
dihormati di berbagai penjuru dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Sumber : Here
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Said Ramadhan Al Buthi Meninggal Dunia dalam Serangan Bom Bunuh Diri Saat Mengajar"
Post a Comment